17.35

Mancing

Mancing

Perburuan ini sudah dilakukan sejak zaman purba. Awalnya dilakukan manusia untuk mendapatkan bahan pangan untuk bertahan hidup. Namun, berburu dengan cara yang akan diulas berikut ini dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan perut saja. Metode berburu yang saat ini dikenal dengan memancing ini, berkembang menjadi hobi yang cukup menantang.

Mereka yang melakukan “perburuan” ikan sebagai hobi dikenal sebagai pemancing. Bagi pemancing, seni menangkap ikan dengan alat utama yang disebut kail adalah kepuasan tersendiri. Aktivitas tersebut sebagian besar dilakukan di seluruh perairan tawar atau asin. Baik di sungai, rawa, danau hingga laut. Memancing tidak sekadar menangkap ikan.

Lebih daripada itu hobiis mancing justru sangat menikmati proses mancing itu mulai dari persiapan, kesiapan alat, kesiapan fisik, menuju lokasi, melempar kail, menunggu umpan disambar ikan, sampai melego ikan yang terkail dan mengangkatnya ke darat. “Memancing adalah suatu seni yang bermanfaat sebagai olahraga, melatih kesabaran dan mensyukuri anugerah Sang Pencipta,” jelas salah seorang pengusaha muda yang hobi memancing, Keda (26).

Jika mengulas sejarah memancing (dalam artian menangkap ikan) telah dikenal manusia sejak 10.000 tahun lampau. Terbukti dari berbagai artefak dan peninggalan arkeologi seperti tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di goa-goa yang membuktikan memancing sudah dilakukan sejak zaman prasejarah. Jika dikaji lebih lanjut, dengan kajian ilmiah, teknik menangkap ikan mulai berkembang pada masa Neolithic (4000-8000 tahun lalu). Ulasan tersebut datang dari seorang hobiis pemancing bernama Jack (50) yang membacanya dari referensi sejarah.

Menurut Jack yang sehari-harinya seorang dosen, saat ini teknik tersebut berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. “Kalau pemancing mereka pasti mengenal yang namanya jigging, popping, casting dan lain-lain. Kalau pun tidak kenal dengan istilah tersebut, mereka pasti bisa melakukannya,” jelas Keda yang telah melakoni hobi pancingnya mulai dari sungai, danau hingga laut.

Kalau untuk hobiis pemancing, pengolahan ikan hasil tangkapan tidak terlalu penting. Berbagi dan kebersamaan sangat cocok adalah kuncinya. “Hasil pancingan selain dimasak untuk dimakan di rumah atau di lokasi pancing. Kalau banyak dibagi untuk tetangga atau saudara,” tambah Jack yang ditemui di salah satu lokasi memancing di kawasan Bandabuek, Padang.

Lalu kenapa memancing identik dengan berburu? Secara umum, memancing adalah kegiatan menangkap dengan menggunakan alat atau perangkap untuk menaklukkan ikan yang juga hewan. Disitulah kenapa memancing identik dengan berburu dalah artian sebuah proses yang memiliki kemiripan. Apakah itu sebagai pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang atau kegiatan rekreasi baik di pinggir atau di tengah danau, laut, sungai, kolam dan perairan terbuka lainnya, dengan ikan sebagai target.

Dalam praktiknya, tidak semua kegiatan memancing akan selalu membuahkan hasil tangkapan berupa ikan. Kadangkala di medan yang masih natural, ada juga pemancing yang kepergok memperoleh kodok, belut, ular, penyu, cumi-cumi, gurita, bahkan paus. “Namun hobiis memancing lebih gandrung memancing ikan dan cumi-cumi,” ujarnya.

Jika lebih dispesifikkan berdasarkan medan aktivitasnya, memancing dibagi dalam dua kelompok yaitu memancing ikan air tawar dan memancing ikan air laut. Untuk metode ada yang statis boleh pula dinamis. Di perairan tenang atau berarus. “Pemilihan tempat akan memunculkan keasyikan yang berbeda-beda, begitu juga pemilihan target buruannya. Di sinilah letak keasyikan memancing itu,” jelas Jimmy (46) pemancing yang kesehariannya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Hakikatnya, mancing hanyalah salah satu cara untuk menangkap ikan. Ada sekian banyak cara dan teknik menangkap ikan yang lain. Mulai dari menggunakan tangan, tombak, harpon, jaring (jala), perangkap, bantuan hewan lain, bom, setrum, bahkan racun. Namun tiga yang terakhir adalah cara ilegal karena bisa merusak ekosistem air. (sandy adri)

Perihal umpan

Tak sebatas peralatan, dalam memancing tak kalah penting adalah umpan. Tapi hal ini hanya berlaku di kolam pemancingan. Pasalnya, ikan yang hidup liar di alam cukup dengan umpan yang sifatnya alami juga. Dalam artian, pemancing di kolam harus mampu memanjakan ikan yang memang hidup di lingkungan yang tidak kompetitif. Kompetisi malah terjadi sesama pemancing. Makanya perlu resep rahasia.

Beberapa pemancing di beberapa kolam menyatakan tekniknya masing-masing untuk meramu agar ikan mau memakan umpan. “Paling sering digunakan adalah essence. Dicampur dalam umpan yang sudah kita buat,” sebut salah seorang pemancing, Rusdi (46) sambil memperlihatkan ramuan pancingnya yang terbuat dari ubi jalar dicampur terasi.

Pemancing memiliki metode sendiri dalam membuat resep umpan. Kendati ada yang terbuka untuk memberikan resepnya, namun ada pula yang tetap menyembunyikan rahasianya. “Hal itu berkaitan dengan urusan menang saat lomba memancing,” ujar Jack maklum. Umumnya, ketika berlangsung perlombaan pemancing membawa umpan dari rumah. Bahan umpannya juga tidak mudah didapat. Mulai dari kemampuan meracik dari bahan susu, pelet, ikan sarden (ikan kaleng), atau dan berbagai bahan baku umpan lainnya seperti cendil (campuran sagu yang dimasak dan diberi essece). Ada juga yang menggunakan ubi dengan campuran semut rangrang yang harganya cukup mahal.

Para pemancing yakin, mata kailnya baru akan dimakan ikan, tergantung umpan hasil racikan mereka. Tak heran, aroma harum umpan pun kadang merebak jika pemancing sedang meramu racikan umpan yang akan dilempar ke kolam. “Sampai kalau kita cium selera kita akan muncul,” tambah Alex melempar joran-nya ke tengah kolam pancing sewaan seluas 150 meter persegi di kawasan Balai Baru.

Essence ada beragam citarasa dan aroma. Masing-masing pemancing tentu mempunyai takaran sendiri-sendiri. Menurut mereka, sebagian pemancing menyalurkan hobi memancing bukan untuk ambisi menjadi pemenang lomba. Melainkan untuk rekreasi dan melepas strees dari balutan pekerjaan yang dilakoni setiap hari. Mereka meyakini, suatu saat, memancing dapat menjadi wisata alternatif bagi keluarga hingga untuk menjamu rekan bisnis. “Memancing tidak lagi menjemukan bagi sebagian orang, tetapi sebuah kegiatan yang melatih diri sembari berekreasi,” imbuh Jack. (sandy adri)

Peralatan

Sejumlah peralatan dasar memancing memang sangat dibutuhkan, terutama tackle/stick atau joran. Piranti ini terdiri atas rood (batang pancing), reel (katrol penggulung), line (tali/senar pancing), hook (mata kail), bait/lure (umpan). Bisa juga ditambah pelampung dan pemberat jika diperlukan. Spesifikasinya tergantung pada si pemancing sendiri. Apakah akan melakukan pemancingan di kolam, danau, sungai, atau laut lepas. Pilihannya tentu bisa dari tepian atau langsung dari atas perahu. Bagi para hobiis mancing, lain medan jelajah dan target buruan, lain pula peralatan mancing yang dibutuhkan.

Beragam peralatan dan perlengkapan hingga sampai pada ekstrak umpan pun dijual. Penjual perlengkapan pancing di salah satu grosir di kawasan Blok A Pasar Raya Padang, Ramli (34) mengatakan perlengkapan tersebut tersedia mulai dari kualitas dan harga yang terjangkau, hingga kualitas dan harga yang tidak main-main untuk sekadar memancing. “Banyak yang datang untuk membeli perlengkapan memancing di kolam,” ungkapnya.

Kendati demikian, tak sedikit pula yang berbelanja untuk kebutuhan memancing di laut. Beragam merek, jenis perlengkapan dan peralatan memancing ditawarkan. Biasanya, menjalin komunikasi dengan pembeli dilakukan untuk memastikan apakah pembeli ingin memancing di kolam, sungai ataupun laut. “Jelas berbeda di tiga lokasi itu. Untuk di kolam, peralatan yang digunakan relatif sederhana dan dengan harga terjangkau. Biasanya menggunakan spinning reels atau rods yang simple namun kuat,” jelasnya.

Untuk memancing di luar kolam seperti sungai, laut atau pantai. Peralatan seperti kerekan atau reels pun memiliki spesifikasi kegunaan masing-masing. Mulai dari spinning reels, front drag, rear drag atau lite), jenis bait release reels, saltwater reels hingga bait casting reels. “Untuk jenis joran juga beragam. Mulai dari boat rods, surf rods, jigging rods, spinning rods, casting rods,” tambahnya.

Tak hanya reels dan rods yang menjadi perhatian, ukuran senar atau tali pancing pun menjadi pertimbangan. Tentunya disesuaikan dengan perkiraan berat ikan dan perilaku ikan terhadap beban saat mereka menyentuh atau memakan umpan. “Biasanya untuk pemancingan kolam, senar yang digunakan mulai 0,25 sampai 0,30 Milimeter (mm)” tandasnya. Diakuinya, saat ini memang hanya ada toko-toko yang menjual peralatan dan perlengkapan memancing. Sedangkan untuk service atau sparepart peralatan memancing, masih belum ada. Ramli mengatakan untuk urusan service kecil-kecilan, sebagian orang dapat melakukannya. (sandy adri)

sumber: Padang Ekspres

0 komentar: